Tribundesanews.Com // Mesuji.Lampung
“Warga Desa sungai badak, Kecamatan Mesuji gotong royong benahi jalan utama yang rusak parah akibat Curah hujan tinggi.
“warga mengakui dengan sikap ibu kades yang cepat merespons keluhan warga nya. Sudah bertahun-tahun lamanya jalan utama menuju ke desa sungai badak rusak parah, Padahal inilah jalan alternatif untuk Warga berhaktipitas karena akses jalan sangat penting untuk perekonomian keluar masuk terutama untuk membawa hasil bumi dan angkutan barang. Kamis (05/04 /23.)
Salah satu warga pengguna jalan Suroto” merasa sangat terbantu dan mengucapkan “terima kasih kepada Bu kades Anita Yana, yang telah hadir dikeluhan warga dan sumbangsi nya batu sabes sebanyak dua truck” ucap roto panggilan seharinya.
mereka bergotong royong memperbaiki jalan sepanjang 1,5 km tersebut dengan peralatan seadanya, perbaikan jalan dengan cara swadaya dan di bantu oleh pemerintah desa sungai badak yang menyumbang batu sabes sebanyak dua truck.
Menurut Kepala Desa sungai badak Anita Yana , kerusakan jalan milik Pemkab Mesuji itu sudah cukup lama. Bahkan belakangan ini semakin parah lagi akibat Curah hujan yang tinggi sehingga badan jalan nyaris tak bisa dilewati.” jalan utama tembus ke Desa ini di cor rigitbeton cuma 1 kilo masih ada sisa ± 1.5 kilo lagi” ungkap Anita.
“Harapan dari masyarakat desa sungai badak dan desa tetangga agar perbaikan jalan ini cepat dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten Mesuji, kasihan dengan pengguna jalan, apalagi anak -anak Sekolah yang kerapkali kotor kecipratan lumpur bahkan terjatuh ” ungkap bu Anita, sapaan akrabnya.
“Karena itulah kami pemerintah desa berinisiatif memperbaiki sendiri dengan berswadaya murni dibantu warga dan para donatur yang prihatin dengan kondisi jalan kami,” imbuhnya.
Dia menyebut, tidak semua jalan tersebut bisa diperbaiki karena keterbatasan dana, namun terbatas pada tingkat kerusakan yang sudah sangat parah.
“Kami sangat berharap pemerintah lebih peduli terhadap nasib warganya yang tinggal diperkampungan yang tingkat kesulitan akses membawa hasil bumi dan hasil kebun, karena kesulitan akses identik dengan kemiskinan,” tutupnya.