TribunDesaNews.Com
Mesuji Lampung
LSM Pematank, Ormas Pekat IB, dan beberapa awak media menemukan beberapa kejanggalan pengerjaan proyek peningkatan struktur dan rehabilitasi jalan ruas Simpang Segitiga – Muara Tenang di Kabupaten Mesuji senilai Rp 56 Milyar (Dana Inpres) dari Kementerian PUPR RI.
Kejanggalan itu ditemukan mereka ketika melakukan investigasi ke lokasi batching plant yang berada di lapangan Desa Muara Tenang Timur, pada Kamis 2 November 2023.
“Di lokasi batching plant, kami temukan kualitas pasir yang digunakan sangat diragukan kualitasnya. Karena sesuai informasi yang kami dapatkan di sana, pasir yang mereka gunakan berasal dari daerah Belitang. Terlihat kasat mata pasirnya kotor, penuh lumpur, dan halus,” ungkap Ketua DPC LSM Pematank Mesuji, Ferdi Akbar usai pasca menginvestigasi proyek dari presiden Jokowi tersebut.
Seorang Warga setempat yang enggan disebutkan namanya pun menilai demikian. Ia menyayangkan proyek dengan nilai puluhan milyar itu dikerjakan dengan bahan material pasir yang asal-asalan atau tidak bermutu (kualitas) baik.
“Sangat disayangkan sekali mas, kok malah pakai pasir jelek yang kotor campur lumpur dan halus pula. Saya saja dikasih pasir itu gratis, pasti menolak. Buat apa coba, gak terjamin kualitasnya untuk bangunan apalagi untuk cor jalan pasti cepat rusak, nah kalau untuk timbunan baru cocok itu mas,” nilai dia saat dikonfirmasi tim.
Selain kejanggalan pasir, tim juga menilai pemasangan besi tulangan proyek tersebut diduga tidak sesuai spesifikasi pekerjaan.
“Kami menemukan jarak sengkan antar cincin besi tulangan sepertinya tidak sesuai spesifikasi. Jaraknya sampai 26 centimeter loh, kuat dugaan kami ini tidak sesuai spek,” jelas Ferdi Akbar lagi.
Tim juga meragukan ukuran besi yang digunakan oleh pihak pelaksana adalah besi banci yaitu berukuran 9,6 milimeter bukan 10 milimeter pas sesuai standar SNI.
“Ketebalan rigid kami ukur tadi hanya 26 centimeter. Sedangkan besi sambungan coran menggunakan besi 15 milimeter dengan jarak persambungan 32,3 centimeter. Sementara ketebalan lantai dasar (lean concrete) banyak kami temukan kurang dari 10 centimeter. Ada yang setebal 6 centimeter malah,”serunya.
Atas temuan ini, Tim berharap Kementerian PUPR RI segera menindaklanjuti secara intensif.
“Kami mohon pihak Kementerian PU segera turun langsung ke lokasi proyek. Ini gak bisa dibiarkan, kualitas pembangunan harus dikawal mengingat proyek ini menghabiskan anggaran negara puluhan Milyar,” harap Ketua DPD Ormas PEKAT IB Mesuji, Pantusi berapi-api.
Untuk diketahui publik, pihak kontraktor proyek ini adalah PT SANG BIMA RATU. (Tim)